Kamis, 26 April 2012

Inspirasi-inspirasi

Pertama kali saya tertarik akan pernovelan sewaktu duduk di kelas 3 SMP. Sebetulnya saya pernah dihadiahi sebuah novel pada saat berusia 7 tahun, judul novel itu "Tiga Tangkai Mawar" yang ditulis oleh Ibu Sin Soekarsono (novel untuk anak-anak usia 7-12 tahun). Tetapi karena pada saat itu saya lebih tertarik pada komik alias manga, jadi saya hanya cukup untuk membacanya sampai tamat saja, tanpa tertarik untuk mencoba membaca novel yang lainnya. Hal itu berlanjut sampai ketika saya berusia 13 tahun alias kelas 2 SMP. Saya memiliki seorang sahabat yang menjadi gemar membaca novel (karena terbawa-bawa oleh teman sekelasnya). Saat itu novel yang sering ia baca lebih-lebih ke novel yang bertemakan islami--yang kebanyakan penerbitnya adalah mizan--. Tentu saja ia sempat menawarkan pada saya untuk membaca novel seperti dia, tapi secara tegas waktu itu saya menjawab "Ngga ah, ngga tertarik. Soalnya kebanyakan tulisan, pusing bacanya T_T". Setelah itu, akhirnya dia tidak menawarkan saya lagi untuk gemar membaca novel, apalagi sampai memaksa. Dan setiap hari pula saya selalu melihat dia bersama teman sekelasnya itu membaca novel (terutama ketika waktu istirahat atau nganggur pas porseni), yang tebal bukunya sampai 300 halaman. Tetapi lama kelamaan saya jadi makin penasaran dengan novel yang sebenarnya. Kebetulan sekali saya mendapat tugas dari guru bahasa Indonesia untuk membuat analisis novel terjemahan secara sederhana. Di perpustakaan saya menemukan satunovel yang berisi sekitar 180 halaman --yang sayangnya saya sudah lupa apa judulnya, padahal isinya benar-benar bagus--. Novel yang saya pilih itu adalah novel remaja keluaran Amerika Serikat, tentunya menceritakan tentang keseharian anak remaja yang dibumbui dengan kisah percintaan juga. Nah, setelah saya membaca novel itu sampai tamat, saya malahan ketagihan juga untuk membca novel-novel lainnya, padahal sebelumnya dengan tegas saya anti terhadap novel. Akhirnya ketika menginjak pertengahan Oktober 2010 (saat duduk di kelas 9), saya berniat untuk memanfatkan kesempatan event Pesta Buku di depan Kantor Mizan (Cinambo, Bandung) yang di sana semua buku diberi potongan harga dari 10% hingga 30%. Yah lumayan lah, apalagi saya yakin kalau Mizan sering sekali menerbitkan novel yang bagus-bagus. Sepulang sekolah ketika saya melihat-lihat novel yang diberi diskon,sebetulnya banyak sekali yang menrik perhatian saya, tetapi yang dibeli hanyalah 3 buku (Anne of Windy Poplars karangan Lucy M. Montgomery, The Young Ninja 2 karangan Simon Higgins, dan The Interior karangan Lisa See). Ketika saya baca ketiga-tiganya, semua novel itu sungguh membuat saya terinspirasi, baik dari kata-katanya yang komunikatif maupun detail ceritanya walaupun masing-masing memiliki tema dan ciri khas yang berbeda. Misalnya Anne of Windy Poplars yang menurut saya merupakan buku inspirasi perempuan karena berisi tentang keberanian Anne sang tokoh utama dalam menyelesaikan masalah orang terdekatnya maupun masalah pribadinya. Novel itu menginspirasi saya dalam penceritaan yang mengalir dan rinci serta tokoh-tokoh yang memiliki karakter unik. Sedangkan The Young Ninja 2 memiliki gabungan antara genre laga, anime, fantasy dan action, karena menceritakan tentang petualangan ninja dalam menumpas musuh-musuhnya, yang memberikan saya inspirasi dalam penggabungan genre tentunya yang membuat cerita semakin menarik. Lain halnya dengan The Interior yang memiliki tema thriller yang dikolaborasikan dengan fiksi ilmiah yang bercerita tentang seorang detektif Cina yang berusaha memecahkan kasus pembunuhan yang ada kaitannya dengan perusahaan besar dari Amerika. Penceritaan novel itu memang agak rumit karena memasukkan unsur-unsur negosiasi politik dan istilah-istilah yang sulit dimengerti, namun saya benar-benar kagum dengan naik turunnya ketegangan dalam cerita sehingga seolah-olah saya terbawa ke dalam cerita. Selanjutnya setelah ketiga novel itu, ada juga novel Peterpan and The Shadow Thieves yang bertemakan fantasy dan Totto-chan karangan Tetsuko Kuroyanagi yang dalam penceritaan benar-benar santai dan menghibur walaupun bersetting Perang Dunia kedua. Sampai saat ini saya masih mencari-cari novel lainnya yang membuat saya berpikir wajib untuk membacanya..
Perjuangan saya mencari referensi novel-novel lain masih berlanjut hingga saat ini. Untungnya di perpustakaan sekolah saya menampung novel-novel yang lumayan banyak, sehingga saya keasyikan di perpustakaan untuk membaca novel. Pertama kali di perpus saya membaca novel yang berjudul "Autumn in Paris" karya dari Ilana Tan. Fuh... ceritanya benar-benar match dengan kalangan remaja. Alurnya yang tidak membosankan serta romantisme yang sungguh manis membuat saya tersanjung, sehingga lagi-lagi saya berpikir untuk membuat Itsumo Kyrien semanis Autumn in Paris, begitu juga dengan novel-novel yang sudah pernah saya baca sebelumnya. Perlu kalian tahu, bahwa saya selalu berpikir novel Itsumo Kyrien akan memiliki konflik yang mendalam seperti The Interior, memiliki petualangan hidup yang seru seperti Anne of Windy Poplars, menghibur seperti Totto-chan, dan lain sebagainya.
Selain mencari novel karya orang lain sebagai referensi, saya juga mengikuti seminar untuk penulis. Baru saja hari Minggu tanggal 29 April saya datang ke acara seminar "Sehari menulis bersama Abu Al-Ghifari". Bapak pemateri benar-benar menginspirasi saya melalui motivasi-motivasi beliau yang benar-benar terasa, karena saya yakin beliau memiliki pengalaman-pengalaman yang mengesankan sebagai seorang penulis buku best seller. Di sini saya akan share website beliau...
http://www.penulissukses.com/index0.php
Sulit untuk digambarkan timbulnya semangat saya karena terpacu oleh motivasi beliau karena saya menyadari bahwa orang berprofesi apapun, seperti apapun mampu untuk menjadi seorang penulis. Sebelum-sebelumnya saya sempat ragu untuk menjadi penulis karena bekal yang saya miliki di SMK adalah kimia. Tetapi saya yakin walau pendidikan menjurus ke sains tapi tetap mampu untuk menjadi penulis, asal tahu tehnik-tehniknya. ^-^