Kamis, 29 Maret 2012

Dukungan-dukungan

Awalnya saya cukup ragu untuk membawakan pengalaman nyata ke dalam karya saya, khawatir orang-orang yang terlibat di dalamnya akan tersinggung bila dirinya diceritakan secara rinci, apalagi bila rahasia-rahasianya ikut terbawa. Tetapi saya memiliki solusi untuk mencegah hal itu sebelum membuka pengakuan kepada orang terdekat saya seperti keluarga, guru, teman, instansi seperti sekolah, dsb dengan menggunakan nama samaran agar kesannya tidak terlalu frontal.
Tetapi lama kelamaan setelah proses pembuatan novel Itsumo Kyrien ini semakin lancar, saya mulai membuka pengakuan pertama kepada sahabat saya, Naira dan Nita. Mereka tentunya terlibat dalam cerita, tapi mungkin kalian bisa menebak mana nama samaran dari mereka berdua. Mulanya saya sekedar mengisi blog pribadi dengan memposting sub judul dari Itsumo Kyrien. Waktu itu baru 1 chapter yang dimasukkan, setelah itu linknya saya share di facebook agar teman-teman bisa membacanya. Setelah ditunggu beberapa menit, sudah ada 2 orang yang memberi komentar terhadap link blog saya itu. Mereka adalah sahabat saya yang telah disebutkan sebelumnya. Ternyata mereka sudah membaca blog tersebut dan menyadari keterlibatannya dalam cerita. Tetapi dari isi komentar mereka berdua hanya menduga-duga nama samaran. Sepertinya respon mereka positif dan tidak tersinggung dengan hal itu. Buktinya setelah saya SMS kepada sahabat dari komunitas N2CD itu malah setuju dengan keterlibatan mereka dalam Itsumo Kyrien. Fuh.. syukurlah. Tinggal ke tahapan selanjutnya..
Waktu itu saya belum memiliki nyali untuk bicara soal pembuatan novel kepada orang tua, karena pada saat itu rencana melanjutkan cerita sampai akhir belum begitu matang, dan masih juga ragu-ragu. Ketika saya baru menyelesaikan salah satu chapter yang melibatkan 'seseorang' dari Bogor, saya berpikir pada saat itu chapter yang cukup menarik bagi saya adalah saat seseorang itu dilibatkan dalam cerita. Sebut saja inisialnya M. Akhirnya saya putuskan untuk memberitahu soal Itsumo Kyrien project pada M.

Kamis, 08 Maret 2012

Proses pembuatan novel...

Bisa dibilang ini adalah behind the scene-nya :-). Sebenarnya sudah disinggung diposting sebelumnya kalau saya menjadi terinspirasi untuk membuat sebuah karya berupa novel yang berisi pengalaman hidup saya. Ide ini sebetulnya sudah terpikir sejak pertengahan 2011, tapi saya mulai merealisasikannya dari bulan Agustus pada tahun yang sama, karena pada saat itu saya berpikir begitu banyak pengalaman-pengalaman yang sangat berkesan yang pertama kalinya terjadi. Pengalaman pertama yang dimaksud adalah pertama kali mendapat teman di dunia maya--Fanpop-- yang berasal dari Makassar (hmm... ehem ehem..). Identitasnya persis dengan cerita, kecuali namanya yang sengaja nama samaran. Entah kenapa ada suatu hal yang mendorong saya untuk berjuang mendapatkan dia, dan hal itu membawa saya kepada cerita hidup yang semakin berwarna ^-^, dan kucurahkan semua itu dalam "Itsumo Kyrien".
Ketika mendapat inspirasi pertama untuk bab pertama, dalam otak saya susun baik-baik ide-ide tersebut untuk saya kembangkan lagi. Di chapter itu, waktu saya malah seneng-seneng pas ditinggal sendirian di rumah, soalnya Mama yang biasanya di rumah sering pergi--biasanya sih dari jam setengah 2an sampai jam 7 malem-- :-O (malah seneng yah sendirian di rumah). Eits, tapi bukan cuma sekedar gila-gilaan ngedengerin lagu lewat radio di hp ataupun dari komputer--dengan volume yang kenceng abis, tapi untungnya tetangga gak ada yang ngomel walau lagi pada tidur siang--. Hmm.. saya mencari ilham-ilham tertentu dalam bentuk imajinasi biasanya di ruang tamu atau bersemedi di kamar.
 Awalnya saya ragu-ragu untuk membawakan kisah nyata hidup saya walaupun hati kecil terus mendesak, tapi saya putuskan untuk tidak membawa pengalaman nyata sampai 100%, paling hanya 60% yang merupakan kisah nyata. Tujuannya agar saya bisa bebas dan lepas dalam bercerita --bisa dibilang mirip-mirip curhat--, jadi kalau nyusun kata-katanya lebih enak dibandingkan cerita yang 100% dari imajinasi kita. Tapi hal itu tergantung dari inspirasi yang kita miliki, apakah lebih cocok ke cerita fantasi atau realita kehidupan.
Untuk chapter pertama sebagai permulaan saya untuk memulai cerita "Itsumo Kyrien", otak saya masih cerah dan inspirasi masih banyak. Tentunya saat itu saya belum merasa mentok dalam hal ide dan mood untuk membuat novel. Dalam waktu beberapa jam saja saya sudah sanggup menyelesaikan chapter 1: My First Inspiration. Saya beri nama chapter seperti itu karena ada 2 hal. Pertama karena dalam cerita sang tokoh utama baru saja mendapat inspirasi untuk bergabung di dunia maya (Fanpop), dan yang kedua adalah memang chapter itu adalah inspirasi pertama yang saya curahkan.
Semangat saya untuk melanjutkan chapter-chapter selanjutnya berkibar samai akhirnya api semangat saya tiba-tiba padam! Apa sebabnya? Karena saya dan keluarga terpaksa pindah ke daerah Bandung Barat, tepatnya di rumah nenek dari pihak ibu. Jujur saja saya sangat tidak nyaman dengan suasana di sana -_-, dan hal itu menyebabkan boro-boro inspirasi keluar, baru perasaan enjoy dan happy saja sudah hilang. Saya sebetulnya sudah lupa sampai chapter berapa saya mentok pada saat itu, tapi yang jelas proyek novel untuk sementara ditunda. Lalu sekitar 2 bulan kemudian saya merasa mood mulai cukup membaik, dan kembali memutuskan untuk melanjutkan novel. Tapi ditengah-tengah proses melanjutkan chapter yang mogok, saya jadi terpikir kalau 'penderitaan' selama 3 bulan di sini boleh juga kalau dimasukkan ke novel, jadi bisa menambah konflik dalam cerita. Namun, perlu diingat tidak semua kejadian yang saya alami dicantumkan ke dalam novel. Fuh.. kalau sampai dimasukkan ke dalam novel, bisa-bisa ada pihak yang tidak setuju tuh... --w--; (peace..)